Hakim Pengadilan Agama Dompu Mengisi Khutbah Jumat
Jumat (05/06), Hakim Pratama Madya Pengadilan Agama Dompu, Huda Lukoni, S.H.I., S.H., M.H., menyampaikan khutbah perdananya. Di Masjid Umar bin Khattab kompleks Kantor Kementerian Agama Dompu. Khutbah beliau berkenaan dgn Halal bi Halal dan pentingnya kesinambungan amaliah nafilah yg telah dibiasakan sejak Ramadan seperti tilawah Qur'an, qiyamullail, dst.
Berikut antara lain isi khutbah beliau:
"Kita sadari bahwa Ramadhan yang baru berlalu di dalamnya banyak sekali keberkahan. Dan kita memiliki 3 pilihan.
Pertama; Melewati Ramadhan tanpa mengambil keberkahannya sedikit pun. (ini amat rugi) kedua; melewati Ramadhan dengan mengambil keberkahan ala kadarnya. (ini orang setengah rugi) ketiga; Atau melewati Ramadhan dengan bersungguh-sungguh mengambil keberkahannya,(nah..inilah orang yang beruntung) Nabi bersabda:
وَرَغِمَ أَنْفُ رَجُلٍ دَخَلَ عَلَيْهِ رَمَضَانُ ثُمَّ انْسَلَخَ قَبْلَ أَنْ يُغْفَرَ لَهُ
"Amat merugi/hina seseorang yang Ramadhan masuk padanya kemudian Ramadhan pergi sebelum diampuni dosanya." (HR. al-Tirmidzi)
Kaum Muslimin yg berbahagia.
Sekarang kita masih dalam suasana Halal Bi halal, dengan keterbatasan dan suasana yang kurang normal, tidak seperti tahun-tahun yang lalu, tetapi dengan segala keterbatasan melalui media-media sosial kaum muslimin muslimat melaksanakan acara halal bihalal, Dan acara Halal bihalal ini selalu dilatar belakangi keinginan untuk membersikan dari kesalah dan dosa kepada sesama. Kerena dosa kepada Allah sudah Allah ampuni melalui rangkain Ibadah Puasa yang sudah dilaksnakan selama sebulan; ini kita yakini berdasarkan Hadits Nabi;, “Rasulullah SAW bersabda, ‘Allah SWT telah mewajibkan ibadah puasa Ramadhan, dan disunahkan untuk melakukan salat sunah, maka barang siapa mengerjakannya karena iman dan melakukan introspeksi, maka dia keluar dari dosa dosanya seperti bayi yang baru dilahirkan’.
Halal bi halal adalah solusi bagi kita untuk kita meminta dan memberi maaf, memperbaiki hubungan yang sudah membeku agar bisa mencair kembali seperti sedia kala. Untuk itu marilah kita manfaatkan moment buan Syawal ini dengan sebaik-baiknya dengan cara bermaaf-maafan agar kita benar-benar kembali kepada fitrah(kesucian) kita.
Ramadhan sudah berlalu, kini masing-masing kaum muslimin muslimat, dituntut untuk mengaplikasikan setiap amalan yang sudah ia latih dalam momentum ramadhan yang barusan berlalu, Ibadah puasa ditruskan dengan Puasa-Puasa sunnah, Sholat Taraweh diteruskan dengan sholat tahajjud, Tadarus Al-Quran diteruskan dengan tilawah qur’an setiap saat, Memberi buka puasa diteruskan dengan bersedekah. Sabar dalam puasa diteruskan dengan selalu menjaga emosional setiap hari, intinya mari kita hidupkan amalan-amalan Ramadhan di sebelas bulan kedepan, agar Ramadhan yang sudah kita ikuti selama sebulan kemaren tidak sia-sia".
Khutbahnya singkat, padat dan berisi. Tidak bikin jamaah jemu. Juga sama sekali tidak nyerempet-nyerempet politik praktis, apalagi soal pemakzulan Presiden, yg potensial bikin jamaah "terbelah". Hehe...